Monday, December 24, 2007

Anna Althafunnisa <3


Gadis itu berjalan dengan hati berselimut cinta. Hatinya berbunga-bunga. Siang itu, Cairo ia rasakan tidak seperti biasanya. Musim dingin yang sejuk, matahari yang ramah, serta senyum dari Profesor Amani saat memberinya ucapan selamat dan doa barakah. Semua melukiskan suasana indah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasakan begitu dalam rahmat dan kasih sayang Allah kepadanya. Kedua matanya basah oleh airmata haru dan bahagia.

Sesungguhnya yang membuat dia menangis tidaklah semata-mata rasa bahagia kerana proposal tesisnya diterima dalam waktu begitu singkatnya, sementara ada mahasiswi yang sudah dua kali mengajukan proposal tesis dan telah menunggu setahun tapi belum juga diterima. Namun yang membuatnya menangis, kerana ia teringat, bahawa yang dirasakannya barulah kebahagiaan duniawi, bukan ukhrawi.


Photobucket


Begitu bahagianya ia, ketika jerih payahnya, kerja kerasnya memerah otak, tungkus-lumusnya ke perpustakaan Shalah Kamil, membuka dan menganalisis ratusan rujukan, akhirnya membuahkan hasil yang melegakan jiwa. Begitu bahagianya hatinya saat diberi ucapan selamat oleh Profesor Amani, Guru Besar Ushul Fiqh yang sangat dicintai para mahasiswinya itu. Benarlah kata pepatah, siapa menanam, dia menuai.

"Selamat, anakku, semoga umurmu penuh barakah, ilmumu bermanfaat. Teruslah belajar dan belajar!" Air matanya kembali mengalir. Ia lalu berkata pada diri sendiri, lantas seperti apakah rasanya ketika nanti di hari akhir seseorang mengetahui amalnya diterima Allah. Ia menerima catatan amalnya dengan tangan kanan. Dan mendapatkan ucapan selamat dari Allah, dari Baginda Nabi, dari malaikat penjaga syurga, dan dari seluruh malaikat, para nabi dan orang-orang soleh. Saat syurga menjadi tempat tinggal selama-lamanya. Kebahagiaan semacam apakah yang dirasa?

Ia melangkah. Matanya basah: "Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul ’aliim. Tuhan terimalah amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Lirihnya dalam hati, sambil menghayati dengan sepenuh jiwa bahawa tiada prestasi yang lebih tinggi dan diterimanya amal soleh oleh Allah dan dibalas dengan keredhaanNya...

~ Petikan dari "Ketika Cinta Bertasbih", karya Habiburrahman El-Shirazy

No comments: